Dalam lanjutan tutorial belajar Laravel 10Â di Duniailkom kali ini kita akan membahas cara mengakses Laravel. Laravel memiliki cara tersendiri agar bisa dijalankan.
Folder Instalasi Laravel 10
Dalam bab sebelumnya kita telah berhasil menginstall Laravel 10. Jika anda mengikuti semua langkah yang ada, maka di htdocs terdapat 3 folder: coba1, coba2, dan coba3.
Pilih salah satu folder yang berisi Laravel 10 lalu ubah nama foldernya menjadi laravel01. Perubahan nama folder ini tidak wajib, hanya agar lebih rapi saja. Atau juga bisa jalankan perintah berikut untuk menginstall Laravel 10 ke dalam folder laravel01:
composer create-project laravel/laravel="^10.0" laravel01
Sepanjang tutorial ini saya akan terus memakai folder dengan nama “laravel01“. Anda bisa saja menggunakan nama lain karena itu tidak pengaruh ke kode program. Yang penting, di dalam folder tersebut terinstall Laravel 10.
Baik, mari lihat apa saja isi folder Laravel ini:
Untuk Laravel 10 yang kita gunakan, total terdapat sekitar 7.797 file di dalam 1.251 folder. Yup, terbilang luar biasa banyak, dan itulah alasan kenapa ukuran file installer Laravel mencapai lebih dari 46MB.
Namun dari gambar terlihat hanya ada 10 folder serta beberapa file. Mayoritas file Laravel memang tersembunyi karena tidak perlu kita utak-atik. Sepanjang pembuatan project nanti, kita hanya butuh mengubah kurang dari 10 file bawaan Laravel (tidak termasuk file yang akan di tambah).
Mengenal Perintah “php artisan serve”
Selama ini, cara kita mengakses sebuah file PHP adalah dengan menjalankan XAMPP lalu membukanya dari alamat localhost. Ini sebenarnya juga masih bisa dipakai untuk mengakses Laravel.
Namun Laravel menyediakan cara khusus dengan memanfaatkan web server bawaan PHP. Mulai dari PHP versi 5.4 ke atas, PHP sudah menyertakan web server internal sendiri. Inilah yang dipakai Laravel untuk memudahkan proses pembuatan aplikasi.
Untuk menjalankan server bawaan PHP, kita harus menggunakan cmd. Silahkan buka cmd lalu masuk ke folder instalasi Laravel. Karena file Laravel yang saya gunakan ada di C:\xampp\htdocs\laravel01, maka perintah untuk pindah directory adalah:
cd C:\xampp\htdocs\laravel01
Setelah berada di dalam folder Laravel, jalankan web server dengan perintah berikut:
php artisan serve
Lalu akhiri dengan tombol Enter.
Sesaat kemudian cursor cmd akan berhenti, maksudnya kita tidak bisa mengetik apa-apa lagi di cmd. Ini merupakan hal normal dan itu artinya server PHP sudah aktif. Selain itu juga akan tampil teks:
Server running on [http://127.0.0.1:8000]
Artinya server sudah bisa diakses dari http://127.0.0.1:8000. Silahkan buka web browser dan ketik alamat ini.
Sip, Laravel sudah berhasil diakses! Dan karena alamat 127.0.0.1 tidak lain adalah localhost, maka halaman di atas juga bisa diakses dari http://localhost:8000.
Dari langkah-langkah yang sudah kita lakukan, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan:
Pertama, kita tidak butuh menjalankan web server Apache bawaan XAMPP, karena yang sedang berjalan saat ini adalah server internal bawaan PHP.
Kedua, karena tidak perlu menjalankan Apache bawaan XAMPP, maka sebenarnya kita tidak harus menginstall Laravel di folder htdocs. Bisa saja Laravel di install ke drive D atau tempat lain kemudian jalankan perintah php artisan serve dari folder tersebut.
Ketiga, jendela cmd yang kita pakai menjalankan perintah php artisan serve tidak boleh ditutup! Apabila jendela ini ditutup, server otomatis juga akan berhenti.
Keempat, secara default port yang dipakai adalah 8000. Kita bisa ganti port ini dengan nomor lain dengan tambahan perintah --port nomor_port
. Sebagai contoh, jika saya ingin menjalankan server di port 8080, bisa menjalankan perintah berikut:
php artisan serve --port 8080
Dalam tutorial ini kita telah melihat cara menjalankan dan mengakses Laravel 10 dari perintah php artisan serve. Berikutnya akan masuk ke materi tentang cara pembuatan route di Laravel.